Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Leica rilis update firmware untuk S2 dan S2-P

  • Senin, 01 Agustus 2011
  • KameraMania
  • Leica telah merilis sebuah update firmware untuk DSLR S2 dan S2-P nya media format. Versi 1.0.1.8 membawa perbaikan prosedur auto-bracketing dan menambahkan pilihan kustomisasi untuk tombol menu kontrol pada kedua kamera S2 dan S2-P. Pengguna terdaftar dapat men-download firmware terbaru melalui Kawasan Pemilik di website Leica.

    Siaran Pers:
    LEICA S2 FIRMWARE UPDATE SEKARANG TERSEDIA FW 1.0.1.8

    Solms, Jerman (28 Juli 2011) - Leica Camera AG telah merilis sebuah update firmware baru untuk Leica S-System, FW 1.0.1.8. Semua kamera Leica S2 dan S2-P sekarang akan disediakan dengan versi firmware terbaru. Pengguna yang ingin membawa kamera mereka up-to-date dapat mendownload update firmware dari "Area Kepemilikan" pada situs Leica dan mengambil keuntungan dari perbaikan terbaru.

    Firmware Update FW 1.0.1.8 mencakup revisi prosedur pengaturan untuk auto-bracketing. Sekarang, tombol shutter-release hanya harus ditekan sekali untuk mengaktifkan urutan bracketing penuh. Fungsi ini sangat berguna untuk menembak eksposur kurung untuk HDR pos-pengolahan. Selain itu, tombol menu-kontrol di bagian kanan atas kamera kini dapat diprogram untuk melaksanakan fungsi kustom, memungkinkan pengguna akses cepat ke pengaturan.



    Nikon AF-S 40mm f/2.8 DX, lensa makro murah meriah baru

  • Sabtu, 23 Juli 2011
  • KameraMania
  • Tech tipsComputer Tricks

    Nikon selama ini terkenal konsisten dalam membuat berbagai lensa baru dengan format DX, atau lensa yang dibuat khusus untuk kamera DSLR bersensor APS-C (non full frame) seperti D3000 hingga D300s. Untuk pecinta fotografi jarak dekat (makro), selama ini pemilik DSLR Nikon agak kesulitan dalam memilih lensa idaman karena harganya yang aduhai. Maka itu kehadiran lensa makro murah adalah laksana impian pemilik Nikon DX sejak dulu hingga kini.

    afs-40dx

















    Di kelas full frame, Nikon sudah punya dua lensa makro yaitu AF-S 105mm VR f/2.8 (8 jutaan) dan AF-S 60mm f/2.8 (5 jutaan), keduanya termasuk lensa mewah dengan Nano Coating. Untuk kelas DX, sebelum ini Nikon hanya punya lensa makro AF-S 85mm VR f/3.5 (5 jutaan) yang fokalnya bisa dibilang mendekati fokal 105mm. Masalahnya Nikon belum punya lensa DX yang fokalnya mendekati fokal 60mm sampai akhirnya hari ini diumumkan kehadiran lensa DX terbaru dari Nikon yang bernama AF-S 40mm f/2.8 yang fokalnya ekivalen dengan 60mm. Kabar baiknya, lensa ini akan dijual di kisaran harga 2,5 jutaan saja, sehingga cocok dijadikan lensa kedua bagi yang baru saja punya DSLR dengan lensa kit.

    afs-40dxcon

    Lensa AF-S 40mm f/2.8 ini punya rasio reproduksi 1:1 dan jarak fokus minimum kurang dari 10 cm. Tidak seperti lensa makro sebelumnya, lensa kali ini berukuran cukup mungil dan sekilas mirip seperti lensa fix AF-S 50mm f/1.8 yang juga punya harga jual 2,5 jutaan. Soal bokeh juga berani diadu, meski secara bukaan maksimal lensa ini hanya f/2.8 saja dan hanya punya 7 blade diafragma. Di dalam lensa ini terdapat 9 elemen lensa dalam 7 grup, dimana Nikon sudah menerapkan teknik Close Range Correction (CRC) focusing dan Super Integrated Coating untuk mencegah flare. Bagian depan lensa ini bisa dipasang dengan filter 52mm, sementara juga masih di bagian depan terdapat ring manual fokus yang ukurannya pas, tidak terlalu kecil sehingga nyaman untuk dipakai. Sebagai info, manual fokus di lensa ini bisa dilakukan kapan saja berkat mode M/A yang fleksibel.

    Sampel foto AF-S 40mm (sumber : Nikon)

    Sampel foto AF-S 40mm (sumber : Nikon)
    Kami memprediksi lensa ini akan jadi salah satu lensa favorit para pemula dan mereka yang punya dana terbatas. Lensa ini pun tidak hanya bisa dipakai buat makro saja, tapi cocok juga untuk potret, candid bahkan landscape.

    Nikon D40 si mungil yang sederhana

  • Selasa, 19 Juli 2011
  • KameraMania
  • Nikon-D40-depan








    Nikon D40 adalah kamera keluaran tahun 2006, tepatnya 16 November 2006. Sebagai kamera yang telah berusia 4 tahun lebih, D40 memang sudah termasuk kuno karena perkembangan teknologi digital SLR yang cepat. Tapi untuk pemula atau pelajar, Nikon D40 masih cukup menunjang untuk kegiatan foto sehari-hari seperti foto acara pertemanan dan keluarga.
    Nikon D40 termasuk kamera berukuran kecil dan didesain untuk pemula. Antar mukanya cukup sederhana, tidak banyak tombol-tombol yang bisa membingungkan tapi karena itu juga lah, kalau ingin mengubah setting seperti white balance (WB), Auto focus, metering, dsb, harus melalui menu atau halaman Info, sehingga agak merepotkan bagi yang fotografer yang mahir.



    Dari segi desain bodi kamera, Nikon D40 termasuk kamera DSLR yang mungil dan ringan. Beratnya 522g dengan baterai dan 707g dengan lensa 18-55mm. D40 memiliki layar LCD berukuran 2.5 dengan resolusi 230k. Layar tidak bisa dibilang besar tapi juga tidak terlalu kecil. Terang gelap layar bisa diatur via menu.
    Dari performa kecepatan, Nikon D40 hanya bisa mengambil 2.5 foto setiap detik. Kalau mengambil foto jenis RAW, maka setiap tiga kali mengambil foto secara berturut-turut, kamera akan macet karena sibuk memproses dan menulis data ke memory card.
    Kinerja auto fokus Nikon D40 yang hanya memiliki tiga titik fokus cukup lumayan, terutama bila didukung oleh lampu bantu auto fokus (AF Assist lamp). Untuk foto subjek yang bergerak cepat, D40 akan sedikit kewalahan.
    Meski hanya 6 megapiksel, kualitas foto yang dihasilkan Nikon D40 dengan lensa kit 18-55mm f/3.5-5.6 DX II, cukup tajam dan baik. Kinerja di setting ISO tinggi saat kondisi cahaya kurang baik juga lumayan untuk kamera dikelas pemula. Noise (bintik-bintik pada foto) baru mulai mengganggu saat ISO 1600 dan masih cukup oke di setting H1 (ISO 3200). Sayangnya lensa kit yang dibundel dengan kamera ini tidak memiliki fitur VR / peredam getar, sehingga di kondisi yang gelap, agak susah mencegah foto menjadi kabur.
    Nikon D40 juga memiliki senjata rahasia yang melebihi kamera DSLR yang lebih canggih, yaitu kemampuan sinkronisasi lampu kilat (flash) yang mencapai 1/500 detik. Rata-rata kamera DSLR lain hanya sampai 1/250 detik. Kelebihan ini cukup penting bagi orang-orang yang suka foto di luar dengan memakai lampu/cahaya buatan.
    Seperti kamera DSLR Nikon pada umumnya, dari D40, D60, D3000, D3100 sampai D5000, D40 juga tidak memiliki motor auto fokus sehingga lensa-lensa tanpa motor auto fokus tidak bisa auto fokus. Misalnya lensa Nikon seperti Nikon 50mm f/1.8, tidak bisa auto fokus saat dipasang di Nikon D40. Hanya lensa Nikon yang berkode AF-S atau AF-I bisa auto fokus.
    Sekilas pandang kelebihan-kekurangan Nikon D40:
    + Relatif ringan dan kecil untuk ukuran kamera digital SLR
    + Antarmuka sederhana dan mudah digunakan untuk pemula
    + Kualitas foto dengan lensa kit cukup baik dan tajam
    + Max flash sync speed mencapai 1/500 detik
    + Auto ISO bisa disesuaikan dengan keinginan kita
    + Fitur dasar cukup lengkap termasuk adanya spot metering
    - Resolusi foto hanya 6 megapixel
    - Kurangnya tombol untuk akses langsung untuk mengubah setting-setting tertentu
    - Poin auto fokus hanya tiga
    - Tidak memiliki motor auto fokus sehingga lensa yang tidak memiliki motor auto fokus harus manual fokus.

    Nikon-D40-belakang

    Demikianlah tinjauan singkat saya dengan Nikon D40, semoga bermanfaat.

    Canon 600D vs Nikon D5100

  • KameraMania

  • bagaimana dengan perbandingan Canon 600D dan Nikon D5100?
    Keunggulan Nikon D5100
    Baik, mari kita ulas. Dari segi kualitas sensor foto, Nikon D5100  memiliki sensor yang sama dengan D7000 (artinya bisa memproduksi foto setara dengan kamera D7000). Sensor ini lebih baru dan lebih baik daripada sensor yang di Canon 600D. Jadi bila memakai lensa yang sama, hasilnya lebih baik Nikon D5100.
    Kualitas foto di ISO tinggi (biasanya dipakai di tempat yang gelap) juga lebih baik, terutama di ISO 1600 dan 3200. Lebih dari itu, kedua kamera sudah kesulitan mengatasi noise/bintik-bintik di foto.
    Canon EOS 600D
    Canon EOS 600D
    Keunggulan Canon 600D
    Kalau masalah kontrol dan handling, saya lebih suka Canon 600D, karena banyak tombol-tombol fungsi-fungsi kamera seperti WB, ISO, sudah ada dan tidak perlu masuk ke menu untuk mengganti setting seperti kamera Nikon D5100. Canon 600D juga saya rasa cukup ramah terhadap pemula dengan memunculkan keterangan singkat di setiap fungsi kamera (meski dalam bahasa Inggris).
    Tidak seperti Nikon D5100 dan kamera Nikon pemula lainnya, Canon 600D juga memiliki motor auto fokus di badan kamera, sehingga lensa Canon EOS apapun yang dipasang bisa auto fokus. Sedangkan lensa yang bisa auto fokus di Nikon D5100 hanya yang ada kode AF-S, yaitu lensa-lensa baru Nikon yang memiliki motor fokus. Lensa semacam ini biasanya lebih mahal (tapi kualitasnya lebih baik daripada lensa lama).
    Keunggulan lain dari Canon 600D adalah fitur wireless flash, yang memungkinkan kita untuk mengatur dan memicu lampu kilat yang dilepaskan dari kamera (off shoe camera flash) tanpa memerlukan aksesoris pemicu lain. Sedangkan Nikon D5100 belum ada fitur semacam ini, yang ada di model Nikon D90 atau yang lebih canggih.
    Perbedaan lainnya
    Canon 600D dan Nikon D5100 memiliki fitur untuk memproses foto menjadi efek-efek yang artistik. Efek-efek di Canon 600D antara lain soft focus, romantic, grainy black and white, miniature dan lain-lain. Nikon D5100 juga memiliki efek-efek proses foto seperti miniatur, color sketch, high key, low key.
    Cuma, salah satu keunggulan Nikon D5100 adalah adanya efek HDR (High Dynamic Range) yaitu kamera akan secara otomatis mengambil dua gambar lalu menggabungkannya menjadi satu foto dengan detail gelap terang foto yang lebih menarik.
    Kedua kamera sama-sama memiliki LCD putar yang beresolusi tinggi, hanya Canon 600D memiliki aspek rasio 3:2 sesuai dengan aspek rasio foto sehingga resolusinya sedikit lebih tinggi. (900rb vs 1 juta).
    Untuk merekam video, Canon masih unggul di sisi kreatif karena kita bisa mengatur exposure secara manual. Dari segi kualitas video, memang sama-sama telah mampu merekam video dengan resolusi sangat tinggi yaitu 1080p / FULL HD.
    Meski demikian, di video, Nikon D5100 punya keunggulan pada auto fokusnya saat mengaktifkan live view. Seperti di Nikon D3100 dan D7000, D5100 memiliki fitur auto fokus yang continuous atau berkesinambungan. Nikon menyebut fungsi auto fokus ini AF-F. Cara kerjanya yaitu bila kamera mendeteksi subjek sudah tidak berada dalam fokus, maka kamera akan mencoba mencari posisi subjek dan menguncinya kembali. Bagi saya ini tetak tidak begitu praktis karena di dalam video akan ada “gap” atau kesenjangan antara fokus dan tidak fokus. Sepertinya manual fokus tetap masih yang terbaik bila ingin merekam video dengan kamera DSLR.
    Nikon D5100
    Nikon D5100
    Kesimpulan
    Di bandrol dengan harga yang lebih murah dari Canon 600D, Nikon D5100 merupakan saingan yang cukup berarti untuk Canon 600D di kalangan fotografer tingkat pemula dan menengah. Kedua kamera memiliki kelebihan kekurangan masing-masing. Canon 600D unggul di video, dan antar muka yang praktis digunakan, sedangkan Nikon D5100 unggul di kualitas foto, efek-efek kreatif dan harga. Yang mana yang terbaik tergantung prioritas masing-masing.
    Canon 600D – plus dan minus
    + Antar muka yang ramah dan praktis digunakan
    + Resolusi dan aspek rasio layar LCD sedikit lebih baik
    + Wireless flash controller
    + Setting manual exposure tersedia saat merekam video
    - Harga lebih mahal
    - Kualitas foto bagus, tapi tidak sebagus D5100, terutama di kondisi cahaya yang gelap
    - Tidak ada fitur auto fokus continuous saat merekam video
    Nikon D5100 – plus dan minus
    + Kualitas foto yang sangat baik di kondisi terang atau gelap
    + Harga di pasar lebih murah dari Canon 600D
    + Efek-efek seperti HDR, color sketch, menarik dan merangsang kreatifitas.
    - Tidak ada motor auto fokus  di badan kamera
    - Antar muka kurang baik & perlu masuk ke menu untuk mengganti fungsi populer
    - Tidak bisa mengatur exposure secara manual saat merekam video
  • KameraMania
  • Mengapa saat ini saat yang oke masuk ke bisnis fotografi?

    by Enche on March 23, 2011
    Saat sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk ke bisnis fotografi, mengapa?
    • Untuk memasuki bisnis fotografi tidak sulit, tidak seperti bisnis lain yang perlu harus punya modal relatif besar, tidak harus punya izin khusus atau punya sumber daya tertentu. Pokoknya kalau menguasai fotografi, bisa langsung terjun di bisnis ini (peralatan bisa disewa).
    • Belajar fotografi kini juga sangat mudah, banyak kursus betebaran di kota-kota, dan juga banyak buku-buku, internet (video dan tulisan) dan juga ada komunitas-komunitas tempat menggali ilmu. Dahulu, tidak begitu mudah untuk mendapatkan ilmu fotografi karena masih ekslusif dan peralatannya masih primitif dan lebih sulit dikuasai.
    • Belajar fotografi juga tidak memerlukan waktu yang lama, asal intensif dan serius, fotografi dapat di pelajari dalam waktu beberapa bulan sampai satu tahun. Tidak seperti karir lain yang memerlukan kuliah sampai 4-7 tahun atau memerlukan bakat yang luar biasa di bidangnya untuk bisa sukses.
    • Beberapa jenis fotografi tidak terancam resesi, misalnya foto potret, wisuda, acara-acara liputan pernikahan, ulang tahun, dan fotografi komersial (iklan), fashion dan sebagainya.
    • Fotografi merupakan karir yang kreatif yang lebih menyenangkan bagi banyak orang daripada kerja kantoran biasa yang membosankan.
    • Di bisnis fotografi, kita mengontrol nasib kita sendiri, menjadi bos bagi diri sendiri daripada ditentukan oleh orang lain/perusahaan.
    • Fotografi merupakan bisnis yang fleksibel, mau kerja akhir pekan saja, bisa, mau kerja setiap hari, bisa, mau kerja 10 hari setahun, juga bisa. Intinya bisa jadi pekerjaan full time atau part time.
    Nah untuk memasuki bisnis fotografi, kita mempunyai dua pilihan / dua jalan utama. Jalan pertama yang paling sering ditempuh fotografer pemula adalah menjadi fotografer lepas atau freelance.
    evolusi-fotografer-profesional
    Evolusi fotografer

    Mengapa bekerja sebagai fotografer lepas itu relatif mudah?
    Jawabannya sederhana sih, yaitu karena kita bisa fokus ke fotografi saja, dan tidak direpotkan dengan ngurusin sisi bisnis seperti: mendapatkan pelanggan, mengurusi jadwal, membayar gaji dan ongkos, mengurusi marketing, manajemen, akuntansi, sales dan sebagainya. Pokoknya muncul di jadwal yang sudah ditentukan dan kemudian kerja, setelah selesai di kasih bayaran sesuai dengan kesepakatan.
    Meski terdengar enak, tapi masalahnya menjadi fotografer lepas juga banyak kekurangannya
    • Pertama, orang lain mendapatkan keuntungan yang tidak jarang lebih besar dengan menjual jasa kita
    • Seringkali, kita kehilangan hak atas foto-foto, misalnya tidak boleh dijual ke pihak lain, dan batasan lainnya
    • Kita tidak mendapatkan pemasukan tambahan dari foto-foto tersebut karena kita sudah menjual kepada Bos / perusahaan
    • Insentif untuk melakukan yang terbaik tidak terlalu kuat, karena bayaran kita kurang lebih sudah tetap berdasarkan kesepakatan awal.
    • Biasanya kita bekerja mengikuti aturan atau gaya perusahaan tertentu yang kadang kala tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
    • dan yang terakhir, dan mungkin paling penting adalah, kita kemungkinan tidak akan menjadi kaya dengan hanya bekerja untuk orang lain.
    Jadi, masing-masing jalan entah menjadi fotografer bebas atau mengelola bisnis fotografi sendiri memang ada positif negatifnya, tinggal kita pilih saja yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Semoga sukses!

    Perbedaan tukang foto dengan fotografer

  • KameraMania


  • Pada dasarnya istilah tukang foto dan fotografer sama saja, yaitu orang yang ahli dalam membuat foto. Tapi istilah tukang foto lambat laun menjadi menurun nilainya, sedangkan titel fotografer semakin keren dewasa ini.
    Dulu seseorang disebut tukang foto (kadang disebut juga kameramen), adalah orang yang menguasai teknik fotografi yang baik, tapi sekarang ini, tukang foto identik dengan orang-orang yang sekedar bisa mengunakan kamera dan tidak harus ahli di dalam bidangnya, apalagi di era digital yang serba otomatis, tinggal jepret pakai lampu kilat saja langsung, pasti terang gambarnya.
    Tukang foto juga lebih identik dengan orang-orang yang menjajakan jasa foto dengan tarif relatif murah, seperti yang kita lihat di kawasan wisata ataupun tukang foto di acara-acara sosial seperti pernikahan.
    Lalu apa beda tukang foto dengan fotografer?
    Kalau tukang foto lebih bersifat reaktif terhadap suatu keadaan, fotografer pendekatannya lebih berbeda. Seorang fotografer menghabiskan banyak waktunya tidak di dalam sesi pemotretan saja, tetapi sebagian besar lebih ke pembuatan konsep & ide, perencanaan, persiapan, dan setelah selesai foto, masih harus melakukan post-processing (editing), layout dan percetakan.
    Banyak yang harus dipikirkan untuk menjadi fotografer, apalagi fotografer profesional yang bertarif tinggi. Ide kreatif, eksekusi dan hasil foto lah yang membuat seorang fotografer dibayar jauh lebih tinggi nilainya daripada aksi motret itu sendiri.

    Tips untuk memperoleh kamera dan lensa idaman

  • KameraMania


  • Seringkali, untuk mendapatkan kamera, lensa atau peralatan kamera yang kita inginkan, kita merasa sulit sekali mendapatkannya, terutama karena dana kita yang terbatas. Sebenarnya, tidak perlu jadi orang kaya untuk bisa memperoleh kamera dan lensa idaman kita. Tips-tips dibawah ini mungkin bisa membantu.
    Penghasilan tambahan
    Pertama-tama, kita perlu mendapatkan penghasilan yang lebih dari pengeluaran kita, bila tidak, maka kita akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar kita dan selalu tidak ada dana untuk membeli peralatan fotografi baru.
    Mencari penghasilan tambahan merupakan salah satu solusi yang baik. Pekerjaan tersebut tidak perlu dari fotografi. Lebih baikmelalui hal-hal lain yang lebih Anda lebih kuasai. Contohnya, bila Anda seorang guru, Anda bisa memberikan les privat.
    Hidup hemat
    Kecenderungan manusia bila memiliki penghasilan berlebih yaitu pengeluarannya juga biasanya meningkat seiring dengan penghasilan. Untuk itu memiliki gaya hidup hemat itu penting. Hemat bisa berarti banyak hal, tapi menurut versi saya, hemat adalah mengeluarkan biaya sedikit mungkin untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Namun.. jangan terjebak dengan harga yang terlalu murah. Biasanya harga yang terlalu murah dari pasaran itu memiliki resiko tinggi, misalnya mungkin itu penipuan, atau barang second yang sudah agak rusak.
    Ganti sistem
    Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau, tapi jangan tergiur untuk cepat-cepat upgrade dan pindah sistem/merek kamera sebelum memang benar-benar membutuhkannya. Bukan karena biaya pindah dan upgrade mahal, tapi juga otomatis kita perlu belajar ulang tata letak dari kamera baru tersebut. Butuh waktu yang lumayan lama untuk beradaptasi dengan mulus dengan sistem atau kamera baru.
    Lensa lebih tahan lama daripada kamera
    Dalam membeli lensa, membeli lensa second atau bekas biasanya termasuk keputusan yang cukup baik, asal memang kita bisa menguji lensa atau lensanya telah diuji oleh pihak yang berpengalaman. Beberapa lensa saya adalah lensa bekas dan saya cukup senang karena mendapatkan lensa yang nyaris baru tapi harganya berbeda hampir 1.5 juta Rupiah dari yang baru.
    Membeli lensa yang berkualitas tinggi lebih baik daripada yang tanggung-tanggung, karena kualitas lensa yang tinggi itu jarang turun harganya, sebagian besar naik mengikuti inflasi dan juga kelangkaan barang.
    Beli kamera model lama
    Kamera DSLR dirilis cukup sering, dalam satu-dua tahun, biasanya model kamera DSLR baru beredar. Nah, biasanya kamera yang baru dirilis itu akan membuat kamera model yang lama menjadi turun harganya, karena toko-toko ingin menghabiskan stok lama dan mengisinya dengan kamera model baru. Kalau memang kamera model lama mencukupi kebutuhan kita, kenapa tidak memanfaatkan keadaan ini?
    Awas akan tawaran bonus atau paket
    Hati-hati dengan salesman yang membujuk-bujuk kita membeli paket bundel, misalnya kamera dengan lensa tertentu atau bonus-bonus seperti tas kamera, kartu memori atau batere tambahan. Biasanya bonus-bonus yang diberikan kualitasnya kurang baik dan sudah termasuk di dalam harganya. Jangan terbujuk karena bonusnya saja.
    Jual yang lama sebelum beli baru
    Kalau memang kita memang membutuhkan peratalan baru, tidak ada salahnya juga menjual peralatan lama yang fungsinya mirip atau memang jarang sekali kita gunakan (misalnya selama ½ tahun tidak pernah memakainya). Nah, dengan penjualan barang lama, bisa membuat dana kita lebih besar untuk membeli peralatan baru yang lebih berkualitas.
    Kerja di bidang fotografi
    Bekerja di bidang fotografi juga bisa memberikan kesempatan kita untuk memakai dan mengunakan peralatan fotografi baru. Misalnya fotojurnalisme atau fotografer wedding, tinggal pesan dari kantor saja, beres deh.
    Semoga berhasil mendapatkan apa yang diidamkan.
    (c) Copyright 2010 Kamera Mania. Blogger template by Bloggermint